Dalam
era globalisasi ini banyak permasalahan yang terjadi, namun kebanyakan orang
tidak dan enggan untuk mengetahuinya sehingga mereka tidak tersentuh dengan
cara mengatasi permasalahannya. Pertama, saya akan menjelaskan ketimpangan
social yang terjadi, namun dalam hakekatnya permasalahan dalam social ini
sangat beragam, yaitu ketimpangan social dengan sesame jenis atau sering
disebut kaum homo dan lesbi yang muncul pada zaman Nabi Luth, juga ada permasalahan
social yang memperjual anak, banyak sekali yang terjadi permasalahan
ketimpangan social ini, namun dilihat dari akar permasalahannya, masala
ketimpangan social ini terjadi akibat dari ketimpangan yang terjadi dalam
keluarga.
Permasalahan
dalam keluarga ini bukan semata dari perlakuan suami yang semena-mena terhadap
istrinya, namun ketimpangan social yang menjadi akar dan paling utama adalah
masalah parental atau masalah dengan orang tua. Hal ini yang membuat saya
berkata ini adalah paling utama adalah karena masalah ini menyangkut sosok diri
kita sendiri, karena jauh sebelum kita mengenal orang lain kita sudah mengenal
orang tua kita, juga dari hal tersebut manusia bisa menjadi orang yang baik
atau orang buruk. Dari factor tersebut saya ungkapkan bahwa masalah parental
adalah masalah yang paling mutlak yang mempengaruhi masalah ketimpangan social
lain
Di
dalam Islam, orang tua memiliki posisi yang sangat mulia,Islam memberikan
penghormatan dan kemuliaan yang sangat tinggi kepada kedudukan orang tua, yang
tidak dimiliki oleh system pemikiran manusia lain dalam dunia modern ini. Peran
orang tua saat anak masih kecil adalah mengarahkan dan mendidik. Ketika anak
telah dewasa, maka kewajiban anak kepada orang tuanya adalah untuk tetap
memuliakan dan membalas kebaikan mereka.
Bahkan
ketika kedua orang tua kita telah tua renta dan jompo, semakin tinggilah
kewajiban seorang anak kepada mereka, sebagaiman dalam Al-qur’an, … dan jika salah seorang dari keduanya atau
kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, janganlah sekali-kali
kamu mengatakan kepada mereka kata, “ah!”
Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Serta rendahkanlah dirimu kepada mereka berdua dengan penuh rasa kasih
saying dan ucapkanlah, “Wahai Rabb kami, kaisilah mereka berdua sebagaimana
mereka telah mendidik saya ketika saya kecil” (QS. Al isra ; 17:23-24).
Hal
yang sama juga berlaku bahkan ketika sang orang tua adalah Muslim (non-Muslim).
Tetap ada kewajiban bagi sang anak untuk menghormati keduanya dan memberikan
kasih sayang kepada mereka,sebagaimana dalam hadist Nabi Muhammad SAW., Asma’ binti Abu bakar berkata, “Pada masa
Nabi Muhammad SAW, pernah ibuku mengunjungiku karena kangen. Lalu, aku bertanya
kepada Nabi Muhammad SAW, “Apakah aku boleh menjalin silahturahmi dengannya?”
Jawab Nabi Muhammad SAW. “Tentu saja!”
Lalu, Turunlah firman ALLAH SWT., ALLAH SWT tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangi kalian
karena agama. (QS. Al Mumtahanah, 60:8) (Bukhari, kitab Al hibah, bab Al
Hidayah lil Musyrikin; Muslim, Kitab
Az zakat hadist no 49-50; Abu
daud, dalam shahih-nya hadist
no.1468.)
Selanjutnya
adalah tentang ketimpangan politik, dalam masalah politik ini saya akan
memberikan pengertian di bidang politik ini adalah dari leadership atau
kepimpinan, karena dari permasalahan kepemimpinan ini akarnya yang terjadi di
permasalahan politik lainnya.
Dalam
ketimpangan politik ini, Islam menempatkan pemimpin yang adil dan amanah dalam
derajat manusia yang tertinggi yang memperoleh berbagai penghargaan dan
kehormatan. Diantaranya, ia termasuk kelompok pertama yang yang dinaungi oleh
ALLAH SWT diantara tujuh kelompok utama yang dinaungi-Nya pada hari Kiamat.
Pemimpin
yang demikian akan senantiasa dicintai dan didoakan oleh rakyatnya karena
kebijaksanaanya memimpin rakyatnya. Dalam Hadist Riwayat Muslim no.2865, Nabi
Muhammad SAW sampai menyatakan bahwa pemimpin yang demikian termasuk tiga
golongan manusia yang paling utama dan paling berhak masuk surga, disamping
yang kedua adalah orang yang lembut dan penyayang kepada keluarganya dan orang
miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.
Di
dalam Islam, pemimpin yang seperti itu berhak dan wajib untuk ditaati. Syarat
taat kepada pemimpin adalah mu’allaq/ bergantung pada apakah ia taat kepada
ALLAH SWT dan Rasullah SAW atau tidak, karena jika terjadi perbedaan pendapat
atau perselisihan maka pemimpin tersebut senantiasa kembali kepada ALLAH SWT
dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, pemimpin yang mempunyai sifat demikian
sebenarnya telah menjadi ahli waris Nabi Muhammad SAW yang wajib ditaati
sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW., “Barangsiapa
yang tidak taat kapadaku, ia sama dengan tidak taat kepada ALLAH; barangsiapa yang taat kepada pemimpin (yang
sesuai dengan syariat), ia sama dengan taat kepadaku; barangsiapa yang tidak
taat kepada pemimpin (yang sesuai dengan syariat), ia sama dengan tidak taat
kepadaku.” (H.R. Bukhari XIII/90;Muslim no 1835; Nasa’i VII/154).
Kemudian
masalah ketimpangan ekonomi, masalah ini sebenarnya menurut saya merupakan
masalah yang sangat serius dikarenakan perekonomian menjadi salah satu factor
yang mempengaruhi kegiatan manusia itu sendiri, banyak manusia yang terjerumus
atau mengkin putus asa dikarenakan dari permasalahan ekonomi ini, sehingga
ketimpangan ekonomi ini menjadi permasalahan yang juga mendasar bagi umat
islam.
Saya
akan menjelaskan baagaimana keberadaan korupsi itu, karena tindak korupsi
adalaj perbuatan ketimpangan ekonomi yang paling menyengsarakan orang lain dan
juga membuat Negara atau kelompok orang lain menjadi miskin.
Korupsi
atau mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuan orang lain adalah terlarang.
Setiap system kemasyarakatan di dunia, dari yang paling primitive hingga yang
modern, memberikan pelbagai sanksi atas perbuatan tersebut. Sanksi yang
dijatuhkan dapat berupa sanksi moral sampai dengan sanksi material dan fisik.
Semua system kemanusiaan memiliki cara sendiri dalam memberikan sanksi kepada
perampas hak milik ataupun kehormatan orang lain.
Sebagai
system yang diturunkan oleh Yang Maha Mnegetahui Lagi Maha bijaksana, Islam
telah menggariskan sebuah system sanksi sendiri terhadap para pelaku kezaliman.
Akan tetapi, uniknya sanksi yang diterapkan Islam memiliki kelebihan
dibandingkan dengan system buatan manusia, yaitu bahwa sanksi tersebut memiliki
dua dimensi : dimensi fisik, yaitu dipotong tangannya dan dimensi metafisik,
yaitu kemurkaan ALLAH SWT dan balasan di akherat kelak.
Islam
telah memberantas suap dan korupsi pada tingkat yang sekecil-kecilnya. Lihatlah
bagaimana Nabi Muhammad SAW telah mengharamkan hadiah-hadiah yang diberikan kepada
seseorang karena jabatan yang dipikulnya. Hadiah tersebut diberikan karena
dikaitkan dengan jabatan orang tersebut., ….Maka
mengapa ia tidak diam saja dirumahnya(tidak menjabat apa-apa) hingga hadiah itu
diberikan kepadanya?
Ketimpangan
ekonomi ini selain terjadi dengan perbuatan mengadukan suatu perkara dengan
tujuan mengambil sesuatu yang bukan miliknya dengan memperkarakannya di lembaga
peradilan dan dengan melakukan perbuatan pengakuan terhadap hak orang lain
melalui sumpah atau dibawah sumpah walaupun kecilnya sumpah tersebut akan
mendapat balasannya dari hakim yang paling Maha adil, ALLAH SWT. Seperti hadist
berikut, Siapa saja yan merampas hak
seorang Muslim dengan sumpahnya, maka ALLAH benar-benar mewajibkan neraka baginya dan diharamkan surga untuknya.
Lalu, seorang sahabat bertanya, “Walaupun yang dirampasnya itu sesuatu yang
amat sedikit ya Rasullah?” Maka jawab Rasullah SAW. “Walaupun sekecil batang
kayu arak (kayu untuk bersiwak).
Permasalahan
yang terakhir yang saya bahas adalah tentang ketimpangan budaya, di zaman yang
disebut zaman globalisasi ini orang-orang sudah melupakan bagaimana merawat dan
menghargai lingkungan dan binatang disekitarnya, sehingga dari hal ini
ketimpangan budaya ini sangat penting karena jika orang terus menerus merusak
lingkungan maka mau tidak mau bumi ini akan musnah akibat ulah manusia itu
sendiri, sehingga bagaimana kelak anak cucu kita akan tinggal jika bumi ini
akan musnah.
Dari
budaya yang terkecil adalah tidak
membuang sampah pada tempatnya, padahal di Islam sendiri telah menganjurkan
kebersihan dikarenakan kebersiham itu adalah sebagian dari iman. Jauh sebelum
Green peace mengikrarkan untuk menjaga bumi ini, Islam telah memetakan
rambu-rambunya.
Tidak
ada celah pun dalam kehidupan seorang Muslim yang tidak ditemui aturannya dalam
Islam, dari cari mengelola Negara dan rakyat sampai dengan cara berbicara dan
berjalanpun tidak lepas dari rambu-rambu Sang Maha peneliti lagi Maha Mengurus
Makhluk-Nya. Demikian tinggi, indah, dan terperinci aturan Sang Maha rahman dan
Maha rahim ini sehingga bukan hanya mencakup aturan bagi manusia, melainkan
juga terhadap alam dan lingkungan hidupnya.
ALLAH
SWT yang Maha Rahman dan Maha Rahim bahkan mengazab seorang ahli ibadah karena
perbuatannya menyiksa binatang, sebagaimana dalam hadist berikut ini, Seorang wanita ahli ibadah disiksa akibat
seekor kucing yang dikurungnya sehingga mati kelaparan. Maka akibat perbuatanya
pada kucing tersebut, ia masuk neraka. Dikatakan kepadanya, “Engkau tidak
memberikan makanan atau minuman kepadanya waktu engkau mengikatnya dan engkau
pun tidak melepaskannya sehingga ia bisa memakan kutu-kutu yang merayap di
tanah sehingga ia mati.” (H.R Bukhari kitab Al Masaqah, bab Fadhlu Saqyil Ma’i; dan Muslim kitab As
salam hadist no 151.)
Sungguh
dari hadist tersebut dapat dikatakan di dalam Islam terdapat system yang luar
biasa dan tidaklah mungkin ada sebuah system di dunia ini yang mampu
menempatkan kedudukan binatang dan lingkungan setinggi ini.
PANDANGAN ISLAM TENTANG
MASALAH GLOBAL TERKINI
Dalam
dunia yang semakin menciut ini, timbullah kebutuhan yang semakin mendesak
tentang bagaimana seharusnya orang bergaul dengan oramg lain sesamanya, dan
bagaimana hatus hidup berdampingan dengan alam yang melingkupinya. Orang
mencari sesuatu jalan baru guna mengatur tata ekonomi baru bagi dunia.
Peradaban
modern talah menyadari bahwa keadaan tidaklah damai lagi, karena dia telah
dibelenggu oleh nafsu materiil yang tidak ada batasnya dan senantiasa
disibukkan oleh segala macam ambisi yang tidak terkendalikan hampa dari setiap
bimbingan spiritual.
Islam
berpandangan bahwa ruangan hampa dalam jiwa manusia pada era ini telah menjerit
meminta bimbingan spiritual, agar dapat membuat kehidupan ini cukup bernilai
untuk dijalani, dengan kata lain orang modern telah mengalami kehampaan
spiritual yang tak kalah berbahanya dari kelaparan jasmani.
Untuk
itu tingkat spiritual hanya didapatkan dengan kita kembali kepada
peringatan-peringatan dan pesan-pesan ALLAH Yang Maha Kuasa kepada kita agar
tetap dapat menjalani kehidupan dengan baik dan dapat mengatasi masalah global.
Sebagaimana bunyi ayat berikut, “Diumpamakan
atas mereka kehinaan dimanapun mereka berada, kecuali apabila mereka berpegang
teguh kepada tali ALLAH dan tali
manusia. (Ali Imran-112).
“Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.”(Thaha 124)
AJARAN DAN NILAI ISLAM
TENTANG KEADILAN DAN PEMERATAAN
Keadilan
merupakan ajaran asasi setiap Nabi dan Rasul, dalam syariat Nabi terakhir,
rumusan keadilan itu telah semakin jelas. Di atas landasan keadilan, langit dan
bumi ditegakkan. Dengan keadilan pula, kemanusiaan terpelihara. Karena itu,
setiap tindakan manusia harus mencerminkan keadilan.
Dalam
persatuan kemanusiaan, keadilan menjadi symbol dan rambu jalan. Karena itu,
diskriminasi dalam bentuk apapun harus dijatuhkan sehingga yang kuat dan lemah,
kaya dan miskin, kerabat dan bukan kerabat, Muslim dan Non-Muslim, semuanya
berdiri sejajar di atas permadani keadilan.
Keadilan
dalam Islam adalah sesuatu yang mutlak. Harus detegakkan meskipun terhadap
dirinya sendiri, kedua orang tua, atau kerabat karib. Keadilan harus berlaku
dalam situasi damai, tetapi sangat diperlukan ketika bermusuhan atau situasi
perang. Firman ALLAH, “…Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil…”
(Al-Ma’idah 5:8).
Sikap
moderat dan seimbang adalah watak syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. “Apabila setiap agama mempunyai ciri khas,
maka cirri khas Islam sesungguhnya adalah keadilan sebagai komitmennya yang
abadi untuk ditegakkan. Ia berfungsi layaknya sebuah timbangan emas dalam
mendristrubusikan berbagai hak dan melindunginya demi kesejahteraan hidup
manusia.”
Islam
itu agama yang berimbang. Ajaran-ajarannya menentang setiap bentuk
berlebih-lebihan dalam kehidupan manusia, Maka kepercayaan kepada orang modern
sebagai serba kuasa adalah suatu gambaran yang berlebih-lebihan yang
menyesatkan.
CARA ISLAM MEMBANGUN
KEADILAN DAN PEMERATAAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA
Berbagai
macam cara untuk membangun keadilan dan pemerataan kesejahteraan umat manusis,
yaitu :
1. Dalam
Islam, pertama adalah dengan niat terlebih dahulu dan berusaha dengan
sebaik-baiknya dengan cara yang baik, seperti hadist berikut “Pada hari itu manusia-manusia tampil kedepan
dalam kelompok-kelompok yang telah dibeda-bedakan, untuk ditunjukkan perbuatan-perbuatan
mereka yang telah mereka lakukan. Maka barangsiapa telah melakukan sesuatu
perbuatan baik walaupun sezarah, dia akan melihatnya. Dan barangsiapa yang
melakukan perbuatan jahat walaupun sezarah, diapun akan melihatnya.”
2. Ikut
memajukan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi untuk kemajuan
materiil dan pembangunan namun tetap dalam kerangka ibadah untuk memperoleh keridhaan
ALLAH SWT.
3. Islam
itu menghendaki dibangunnya kembali tuntunan illahi dalam setiap aspek
kehidupan manusia, karena telah menjadi kenyataan yang terbukti bahwa kemajuan
materiil tanpa diimbangi dengan bimbingan spiritual akan melahirkan seseorang
yang terasing, tidak damai dalam hubungannya dengan dirinya pribadi, dengan
orang lain, bahkan dengan ALLAH, sang pencipta.
4. Melakukan
dengan perbuatan yang sungguh-sungguh dan tetap konsisten demi tercapainya
tujuan tersebut guna mendapatkan keridhaan ALLAH SWT.
5. Islam
memberikan umat muslim untuk menggunakan teknologi modern yang bertujuan memberikan
manfaat bagi umat manusia.
SIKAP DAN PERAN PEMUDA
DAN UMAT ISLAM DALAM MENGHADAPI DAN MENYELESAIKAN MASALAH GLOBAL.
Sikap
seorang muslim dengan perubahan pada era globalisasi ini adalah dapat
menerimanya dengan lapang dada namun tidak ikut dalam pengaruhnya, hal ini
didasari atas keberadaan manusia itu sendiri, sehingga dengan penerimaan
tersebut maka mengungkapkan manusia yang ideal dalam menanggapi perubahan yang
terjadi.
Dalam
peran yang harus dijalankan dalam era globalisasi ini, peran pemuda menjadi
sangat penting karena saat zaman sekarang pemuda adalah satu-satunya generasi
yang meneruskan kepemimpinan di bumi ini. Untuk melakukan hal tersebut maka
pemuda tersebut harus dipelajari dan memiliki sifat adil dan shibghah, seperti
dalam surat
Al-Baqarah ayat 143 dan 138. “…Umat yang
adil agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi
saksi atas perbuatan kamu”. (AL-Baqarah:143).
“Shibghah ALLAH, Dan siapakah yang lebih baik shibhgahnya
daripada ALLAH? Dan kepadaNyalah kami
menyembah.”(AL-Baqarah:138).
Selain
factor tersebut adapun tambahannya adalah para pemuda tersebut harus diperkaya
dengan cara bagaimana seharusnya berfikir kernih, hal ini dapat menjadikan
pemuda tersebut berbuat dam berfikir jitu. Selain itu mempunyai cara berfikir
unggul dan dapat menciptakan karya unggul yang bermanfaat.
Dan
dengan disempurnakan dengan AL-Qur’an dan Sunnah, seperti surat Al-Baqarah, 2 :255 tentang anjuran
untuk banyak berbuat yang mendukung usaha perbaikan taraf hidup rakyat, dan
lain-lain. Ini adalah beberapa factor yang mungkin dapat menyelesaikan
permasalahan global sekarang ini, namun perbuatannya tetap harus dilakukan
dengan istiqomah dan konsisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar